Kanalbhayangkara.com – Jakarta, Bertempat di Gedung Nusantara V MPR/DPR RI, Jakarta, Bupati Sorong Jan Piet Mosso, S.Sos., M.M., dianugerahi Penghargaan dalam. Apresiasi Pewarna Indonesia (API) dengan kategori Kepala Daerah Pengawal Harmoni pada Senin (31/7/2023). Ia didampingi oleh putri sulung Jesica Lourenza Gloria Mosso, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Acara yang cukup bergengsi itu dibuka oleh Senator Dr. I.G.N. Wedakarna M.W.S. III. Momen penghargaan API Ke 7 tersebut juga bersamaan dengan Perayaan HUT Ke 10 Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia yang dikomandani oleh Yusuf Mujiono selaku Ketua Umum dan Ronald Stevly Onibala selaku Sekretaris Jenderal serta Bendahara Umum Albert Muntu.
Jan Piet Mosso merupakan Bupati dari tanah Papua yang pertama yang berdiri di mimbar terhormat di Gedung MPR RI menyampaikan pidato terkait kondisi kerukunan dan harmoni kehidupan beragama di Papua khususnya Sorong.
Jan Piet Mosso mengungkapkan, “Papua adalah miniatur Indonesia, karena di Papua ada berbagai macam suku dan agama. Di Papua dibangun rumah kebhinnekaan dan pemerintah menjamin dan mewujudkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan keberlangsungan kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Kabupaten Sorong adalah salah satu kabupaten di Propinsi Papua Barat Daya.
Dalam sejarahnya merupakan kabupaten tertua. Kabupaten ini telah melahirkan enam kabupaten kota dan telah diletakkan fondasi pemerintahan yang baik.
Lebih lanjut Jan Piet Mosso mengatakan, “Kita harus membangun dan mewujudkan, merajut dan memelihara serta melanjutkan nilai-nilai kebhinnekaan, toleransi, kerukunan dan toleransi.
Karena nilai-nilai toleransi itu adalah satu budaya gaya hidup bangsa kita dari sejak bangsa ini didirikan oleh The Founding Father kita,” ujarnya berapi-api dengan senyuman yang manis.
“Dan kita generasi muda, hari ini harus mengisi dengan pembangunan, dan melanjutkan cita-cita negara untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan. Ini adalah salah satu pencapaian dan perlu kita lanjutkan dari cita-cita Soekarno, Hatta bahwa Papua dan Kabupaten Sorong itu adalah miniaturnya Indonesia. Jadi harus dibangun kebhinekaan,” tegasnya lagi.
Jan Piet Mosso memberi apresiasi kepada Pewarna Indonsia karena mewujudkan kegiatan yang penting dan strategis untuk menyatukan teman-teman satu profesi Jurnalis Nasrani melalui suatu wadah Perwarna Indonesia.
Bahkan Jan Piet Mosso menyatakan sesuai dengan namanya Pewarna itu memberi warna dari Sabang Sampai Merauke dari berbagai suku bangsa menyatukan dalam satu wadah bangsa Indonesia.
Ia mengharapkan Pewarna Indonesia mampu menjadi corong bagi jurnalis yang memberikan kecerdasan kepada masyarakat Indonesia dan Pancasila menjadi rumah kita semua, yang mengisi dan tinggal di rumah Pancasila ini.
Kabupaten Sorong Barat ini ada enam agama yang diakui oleh negara tapi mereka hidup berdampingan rukun dan damai saling menghormati dan bertoleransi, harmonis.
Agama diibaratkan satu tungku 3 Batu walaupun dengan keyakinan yang berbeda-beda tetapi memiliki satu Tuhan.
Sebagai negara kita harus mewujudkan Indonesia itu dalam satu wadah Pancasila. Jadi kita memiliki satu rumah Pancasila, sama-sama seperti kita di manapun juga diterima kita pun di Sorong menerima semua warga negara Indonesia dalam rumah Pancasila.
Jurnalis Pewarna harus menjadi Garda terdepan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan yang rukun dan damai dalam satu visi bersama bahwa wartawan Nasrani ini menjadi bagian dari anak bangsa yang ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa negara warga negara kesatuan Republik Indonesia.
“Kita adalah bangsa yang berbeda-beda suku, agama, ras tetapi bisa hidup berdampingan. Perbedaan itu adalah kekayaan kekuatan kita karena pemimpin-pemimpin kita dari dulu sampai sekarang telah meletakkan dasar-dasar yang kuat. Kita sebagai generasi muda harus melanjutkan , mewujudkan kesejahteraan kesatuan kemakmuran. Itu yang harus kita wujudkansekarang,” paparnya dengan sambutan tepuk tangan peserta yang hadir.
Ia menjelaskan di Sorong Barat sudah ada program pemerintah yaitu, Kampung Terang, Kampung Pintar, Kampung Bicara, Kampung Telekomunikasi, semua sudah terjangkau.
“Mengenai kemiskinan di Indonesia ini masih relatif dan normatif artinya masih ada kantong-kantong kemiskinan yang ada di seluruh Indonesia. Kita harus meningkatkan income per kapita.
Kampung sudah ada listriknya kampung pintar kampung telekomunikasi Kampung bicara dan semua sudah terjangkau semua di Papua. Dipastikan kesejahteraan itu masih normatif, semua kebijakan harus pro rakyat. Perlu komitmen pemimpin karena kantong-kantong kemiskinan itu masih ada,” jawabnya di sesi doorstop dengan para wartawan.
Bangsa ini membangun lapangan kerja, investasi supaya pendapatan atau income perkapita meningkat.
“Mengenai infrastruktur sudah menjangkau hampir semua wilayah yang tidak dijangkau, melihat dari yang tidak dilihat, dari kampung ke kampung dari kota ke kota pembangunan jalan dan jembatan hampir sudah merata. Itu senua untuk mewujudkan cita-cita negara, membobolisasi manusia, barang dan jasa, supaya pertumbuhan kesejahteraan, ekonomi sesuai harapan masyarakat,” tutup Jan Piet Mosso.
Reporter: Mas Dharma L